JOGJAKARTA: KALA KUUNTAI KATA

(Koleksi Pribadi)

Jogjakarta.

Bukan sekedar sebuah nama,

Bukan juga sekedar sebuah kota,

Bukan sesuatu tanpa makna,

Bukan pula sesuatu tak berjiwa.

—–

Lambang damai yang bersahaja,

Pesona dalam paras sederhana,

Seolah Tuhan sedang jatuh cinta,

Ketika menghadirkannya ke dunia.

=====

Jogjakarta.

Ceria kala surya mengangkasa,

Rona indah di temaram senja,

Hadirkan damai yang tanpa paksa,

Bukan intrik dusta ala Jakarta.

—–

Dalam sahajanya kurangkai cerita,

Bingkaian suka duka dalam pesona,

Kudamba selalu lambai tangannya,

Tanpa pernah mau meninggalkannya.

=====

Jogjakarta.

Laksana kini dia menderita,

Serasa kini dia makin renta,

Kala sejauh tatapan mata,

Beton-beton tinggi angkuh berkuasa.

—–

Adalah duka saat dia hilang pesona,

Adalah air mata saat dia tak berjiwa,

Ketika dia tak lagi mengenal dirinya,

Tenggelam dalam palsunya dunia.

=====

Jogjakarta.

Aku mau dia apa adanya,

Labuhan bagi mereka yang hampa,

Lembah surga bagi semua romansa,

Meski bibir tak perlu mengucap kata.

—–

Apalah artinya kata dan bahasa,

Kala semesta telah berbicara,

Kala hati telah beku membuta,

Untuk sebuah nama: Jogjakarta.

=============================

Ruang fana, 10 Maret 2020

2 Replies to “JOGJAKARTA: KALA KUUNTAI KATA”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *